Gangguan Fungsi Berpikir, Intelektual, dan Dementia


Tugas : Resume Materi Kelompok 7-8

Mata Kuliah : Psikopatologi dan Rehabilitasi Islam


Kita akan membahas tentang gangguan berpikir/intelegensi yang mana memiliki tiga bentuk yaitu dementia, alzheimer, dan juga skizofrenia. 

Untuk lebih jelasnya, yuk mulai membaca!

Sebenarnya, gangguan berpikir ini merupakan hambatan dalam serangkaian proses berpikir yang bisa saja dialami oleh siapa saja. Namun yang perlu ditekankan adalah, ini merupakan gangguan fungsi yang sifatnya serius dan memerlukan perawatan yang intensif.
Gangguan ini dapat terjadi dikarenakan faktor tertentu seperti karena genetik dan usia.
Terdapat beberapa jenis dari gangguan berpikir, namun dibawah ini adalah tiga jenis gangguan yang sudah umum ditemui

Dementia

Menurut DSM-IV (Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorders-iv) demensia adalah suatu penurunan kemampuan intelektual yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, gangguan pada kehidupan sosial, serta gangguan pada aktivitas sehari-hari. Istilah awam yang lebih mudah dipahami dari dementia adalah pikun. 
Kusumoputro (2007) menjelaskan demensia adalah gejala di mana seseorang mengalami kehilangan kemampuan kognisi yang sedemikian berat sehingga mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
Faktor utama penyebab orang mengalami gangguan demensia adalah karena faktor predisposisi, yaitu faktor perpindahan yang berhubungan dengan proses menua.
Selain gejala-gejala seperti sulit mengingat nama anggota keluarga, lupa meletakkan barang, lupa mematikan lampu di pagi hari, menanyakan hal yang sama padahal sudah dijawab, ketergantungan dan kelumpuhan juga tak jarang terjadi pada penderita demensia di usia lanjut.

Alzheimer

Alzheimer merupakan gangguan berpikir yang menyebabkan sel-sel darah otak menjadi mati. Hal in akan berimbas pada proses berpikir dan menjadikan otak memiliki kelainan yang akan menghambat kemampuan berpikir serta kemampuan dalam mengingat.
Jenis gangguan ini umumnya terjad pada orang lanjut usia. Prevalensinya pada total kasusnya mencapai 96% pada penderita yang berusia diatas 40 tahun.
Pada awal gangguan. Alzheimer akan mengubah sistem kinerja otak dan mulai memunculkan gangguan intelektual serta perubahan mood-perilaku yang tersembunyi (samar). Gejala tersebut akan berkembang hingga sebagian ingatan penyintas menjadi terdisfungsi.
Pada PPDGJ-III dan DSM-5 terdapat panduan diagnostik demensia alzheimer sebagai berikut: 
  • Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai megganggu kegiatan harian seseorang seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil. 
  • Tidak ada gangguan kesadaran. 
  • Gejala yang disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan. 
  • Onset bertahap dengan deteriorasi lambat. Biasanya onset sulit ditentukan waktu persisnya. 
  • Tidak adanya bukti klinis atau temuan dari pemeriksaan khusus yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia. Tidak adanya serangan apoplektik mendadak atau gejala neurologik kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu.

Skizofrenia

Menurut WHO pada tahun 2010 menjelaskan bahwa skizofrenia merupakan gangguan mental berat yang ditandai dengan adanya gangguan dalam pikiran, bahasa, persepsi, dan esadran diri. Skizofrenia merupakan gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses berpikir.
Gejala umum yang muncul pada orang dengan skizofrenia adalah halusinasi, waham, dan distorsi kognitif. Kemudian efek yang ditimbulkan berupa kecemasan, stres, gangguan mood, depresi, hingga bahka bunuh diri.

Itu tadi sedikit gambaran mengenai gangguan fungsi berpikir.

Semoga dapat menjadi psikoedukasi agar kita semakin aware dan mulai peduli dengan kesehatan mental.

Semoga bermanfaat!

Sampai jumpa di artikel selanjutnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Diagnosa Gangguan Jiwa

Gangguan Fungsi Ingatan

Dekompensasi Psikotik dan Psikosis Organik