Gangguan Kesadaran Diri

 


Tugas : Resume Materi Kelompok 4-5

Mata Kuliah : Psikopatologi dan Rehabilitasi Islam


Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai gangguan kesadaran diri. Namun, sebelum itu mari kita berkenalan lebih jauh dengan aoa itu kesadaran. 

Kesadaran atau consciousness berasal dari bahasa Latin conscio yang dibentuk dari kata cum yang berarti with (dengan) dan scio yang berarti know (tahu).

Kita disebut sadar apabila kita tahu apa yang sedang dijalani dan dipikirkan.

Dalam beberapa teori psikologi, terdapat dua tokoh yang memiliki teori alam bawah sadar, yaitu Freud dan Jung. 

Freud beranggapan bahwa alam bawah sadar adalah dimensi yang memiliki kontak langsung dengan realitas. Istilah lainnya adalah alam pra sadar, yaitu batas antara sadar dan tidak sadar. Alam bawah sadar merupakan sumber dari munculnya motivasi dan juga dorongan akan kebutuhan-kebutuhan manusia. 

Seperti yang sudah kita tahu, onsep kesadaran menurut Freud dibagi menjadi tiga yaitu id, ego, dan super ego.

Sementara itu, Carl Jung membagi kesadaran diri menjadi tiga aspek yaitu ego, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif.

Konsep gangguan kesadaran muncul dikarenakan peristiwa yang merubah kondisi psikis individu, sehingga menimbulkan efek pikiran tidak jernih dan tidak ceria secara psikis.

Bentuk dari gejala gangguan kesadaran dapat berupa mengantuk,  bermimpi, atau melantur.

Pada peristiwa menurunnya kesadaran individu merasa binging, seperti diliputi kabut, termangu-magu, linglung, kusam, dan tidak ceria. Gangguan kesadaran yang parah menunjukan gejala-gejalanya antara lain; 

1. Daya orientasi sangat terganggu 

2. Penderita tidak memahami situasi lingkungan sekitarnya 

3. Konsentrasi minat terganggu atau malah bisa tidak berlangsung sama sekali 

 4. Mengalami amnesia atau hilang ingatan mengenai keadaan diri sendiri dan lingkungan.

Pada kondisi seperti ini, individu dengan gangguan tersebut akan mengalami penurunan kesadaran yang cukup serius dan tidak dapat berpikir secara jernih dan terarah. Berbeda dengan kondisi normal ketika individu dapat secara penuh sadar. Daya tangkap indera untuk menerima stimulus dari lingkungan sekitar benar-benar jernug dan memiliki tingkat konsentrasi dan waspada yang tinggi.

Ketika mengalami penyempitan kesadaran, individu masih dapat mengamati apa yang terjadi atau bahkan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, namun akan mengalami penurunan berpikir dalam hal memperhitungkan keadaan.

Bentuk yang paling awam ditemui dari gangguan kesadaran diri adalah depersonalisasi dan derealisasi. 

Depersonalisasi merupakan perasaan aneh yang dirasakan oleh individu dimana ia merasa bukan seperti biasanya dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Misalnya adalah ketika individu merasa sudah berada di luar badannya sendiri.

Derealisasi dan depersonalisasi dapat muncul pada berbagai jenis gangguan jiwa dan umumnya disertai dengan turunnya kesadaran seseorang dan disertai rasa bingung (linglung). Gangguan ini pada umumnya dipicu oleh stress dan menyebabkan individu kehilangan rasa atas dirinya sendiri.

Pada orang dengan depersonalisasi akan ada beberapa hal yang berubah seperti menjauh dari lingkungan dikarenakan merasa asing dan tidak dimengerti oleh lingkungan sekitar. Individu tidak dapat memahami dirinya sendiri dan juga lingkungannya.

Pengalaman depersonalisasi juga dapat berupa tanda plus (seperi perasaan teramat bahagia, cinta, pengalaman mistik, kedamaian, atau yang lainnya) dan dapat juga dikarenakan pengaruh penggunaan narkotika (hard or soft drugs).

Itu tadi sedikit gambaran mengenai gangguan kesadaran diri.

Semoga dapat menjadi psikoedukasi agar kita semakin aware dan mulai peduli dengan kesehatan mental.

Semoga bermanfaat!

Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Diagnosa Gangguan Jiwa

Gangguan Fungsi Ingatan

Dekompensasi Psikotik dan Psikosis Organik