Psikosa Fungsional

 


Tugas : Resume Materi Kelompok 14

Mata Kuliah : Psikopatologi dan Rehabilitasi Islam


Setelah di artikel sebelumnya mempelajari tentang psikosa organik, kali ini kita akan belajar sekilas mengenai psikosa fungsional atau psikosis.

Psikosis adalah gejala gangguan mental berat seseorang kehilangan kemampuan untuk mengenali berhubungan dengan orang lain, mereka biasanya berperilaku dengan cara yang tdak tepat atau aneh.

Jenisnya sendiri bermacam-macam dan ada satu yang sempat dibahas di artikel lain.

Kalau gitu, let's go!

Skizofrenia

Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang paling banyak dijumpai sejak dulu sampai sekarang tetapi pengetahuan dan sebab patogenesanya sangat kurang (Marami, 1998). Skizofrenia artinya jiwa yang terpecah belah yaitu adanya keretakan atau disharmoni antara proses pikir, perasaan, dan perbuatan. Penderita selalu melarikan diri dari realitas hidup, dan berdiam dalam dunia fantasi sendiri.

Gangguan ini memiliki tiga kategori yaitu 

  • Hebefrenik : mental atau jiwanya menjadi tumpul. Kesadarannya masih jernih, akan tetapi kesadaran Akunya sangat terganggu. Berlangsunglah disintegrasi total, tanpa memiliki identitas, dan tidak bisa membedakan diri sendiri dengan lingkungannya
  • Katatonik : Penderita katatonik menjadi seperti kaku. penderita tidak menunjukkan perhatian sama sekali terhadap lingkungannya dan emosinya sangat dangkal. Secara tiba-tiba atau perlahan-lahan penderita keluar dari keadaan stupor ini dan mulai berbicara dan bergerak
  • Paranoid : Pada penederita Paranoid ini sering mengalami waham lebih dari satu. Waham yang ada pada pikiran seseorang yang mengalami skizofrenia paranoid dapat mencakup kebesaran, persekusi, kecemburuan, kegelisahan, maupun kebingungan tanpa adanya bukti.

Psikosis Maniac-Depresif

Psikosis manic-depresif merupakan kekalutan mental yang berat, yang berbentuk gangguan emosi yang ekstrim, yaitu berubah-ubahnya kegembiraan yang berlebihan (mania) menjadi kesedihan yang sangat mendalam (depresi) dan sebaliknya dan seterusnya. Penderitanya selalu dihinggapi ketegangan-ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat. Impuls-impulsnya kuat, tetapi pendek-pendek, dan tidak bisadi kontrol atau dikendalikan.

Derajat maniak memiliki tiga tingkatan yaitu ; hypomania, mania akut, dan mania hyperakut.

Kemudian sebab timbulnya gangguan ini dapat dilatar belakangi oleh faktor herediter maupun organik.

Psikosis Paranoid

Paranoid ialah gangguan mental yang amat serius, dicirikan dengan timbulnya delusi-delusi yang disistematisir dan dihinggapi banyak ide fixed (ide-ide yang salah dan terus melekat). Penderita paranoia 70% adalah laki-laki. Pada umumnya ada sedikit integrasi pada para penderitanya; akan tetapi mereka selalu mengekspresikan diri dengan bentuk membandel dan keras kepala.

Faktor penyebabnya pun beragam, dapat berupa :

  • Kecenderungan-kecenderungan homoseksual dan dorongan-dorongan seksual yang tertekan, yang kemudian diproyeksikan (Freud). 
  • Ide-ide yang sarat dimulai oleh affek-affek yang luar biasa kuatnya. 
  • Kebiasaan-kebiasaan berpikir yang salah, disebabkan oleh rasa iri hati, selfish, egosentris. Terlalu sensitif dan kerap kali dihinggapi rasa curiga. 
  • Bentuk-bentuk kompensasi terhadap kegagalan-kegagalannya dan terhadap kompleks-kompleks inferior; atau ada defence mechanism terhadap rasa-rasa berdosa dan bersalah. Seringkali pula tumbuh perasaan-perasaan super dan lain daripada orang biasa; ada hoogmoedwaanzim. 
Gejala yang muncul dari psikosa fungsional terbagi menjadi gejala umum dan khusus.

Gejala Umum
  • Tidak ada wawasan. Biasanya pasien tidak menyadari gejala-gejala dan penyakitnya, putuslah hubungan dengan dunia realitas. 
  • Intelegensi, perasaan, dan kemauannya. 
  • Sering mengalami stupor.

Gejala Khusus

Skizofrenia Hebrefenik 
  • Ada reaksi sikap dan tingkah laku yang kegilaan, suka tertawa, untuk kemudian menangis tersedu-sedu. Mudah tersinggung atau sangat irritabel. Sering dihinggapi sarkasme (sindiran tajam) dan jadi meledak-ledak ketika marah; atau menjadi eksplosif tanpa suatu sebab. 
  • Pikirannya melantur, banyak tersenyum-senyum; dan mukanya selalu perat-perot (grimassen) tanpa ada satu stimulus. 
  • Terjadi regresi total, menjadi kekanak-kanakan

Skizofrenia Katatonik
  • Urat-urat menjadi kaku
  • Ada pola tingkah laku yang streotypis, aneh, dan tidak terkendali

Skizofrenia Paranoid
Penderita diliputi macam-macam delusi dan halusinasi yang terus berganti-ganti coraknya dan tidak teratur, serta kacau balau. Ada delusion of grandeur dan delusion of persecution. Sering merasa iri hati, cemburu, dan curiga. Pada umumnya emosinya beku, dan ia sangat apatis. Pasien tampaknya lebih waras dan tidak sangat ganjil dan aneh jika dibandingkan dengan penderita skizofrenia jenis lainnya. Akan tetapi, pada umunya dia bersikap sangat bermusuhan terhadap siapapun juga. Merasa dirinya penting, sering fanatik religius secara berlebihan, dan kadangkala bersifat hipokondris.

Maniac Depresif

Ketika Maniak
  • Penderitanya jadi sangat aktif, dan lari kesana kemari. Gerakannya banyak sekali. Banyak berbicara dengan cepat dan ketawa-tawa riang; suka bernyanyi-nyanyi dan mengeluarkan kata atau bahasa yang kotor-kotor. Biasanya pasien amat gelisah. 
  • Sangat tidak sabaran dan tidak toleran. Menjadi irritabel dan gelisah. 
  • Kesadarnnya kabur, idenya campur aduk. Ia tidak lagi mengenal larangan dan pantangan-pantangan (inhibition)

Ketika Depresif

  • Penderita menjadi melankolis, depresif, sangat sedih, banyak menangis, dihinggapi ketakutan dan keeglisahan. 
  • Perasaannya tidak pernah merasa puas. Merasa tidak berguna dan disia-siakan dalam hidupnya. Ia merasa sebatang kara di dunia, menjadi pasif, acuh tak acuh, dan apatis 
  • Dihinggapi halusinasi-halusinasi dan delusi-delusi yang menakutkan atau yang menimbulkan kepedihan hati. Ada penyesalan-penyesalan atas kesalahan dan dosa-dosa di masa lampau


Adapun pengobatan yang dapat ditempuh dengan dua cara yaitu farmakologi dan psikoterapi.

Itu tadi sedikit gambaran mengenai dekompensasi psikotik dan psikosa fungsional.

Semoga dapat menjadi psikoedukasi agar kita semakin aware dan mulai peduli dengan kesehatan mental.

Semoga bermanfaat!

Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Diagnosa Gangguan Jiwa

Gangguan Fungsi Ingatan

Dekompensasi Psikotik dan Psikosis Organik